Perihal ke Delapan
oleh Ulfyana Rhosyida
Menghitung lembaran masa lalu di tanganmu
Merajuk manis memedulikan sumpah serapahku
Makna-makna itu bertaburan di atas kepala
Menggonggong liar menuntut ditafsirkan
Selebihnya, biarlah diriku saja yang tahu
Paras indah nan wangi, segar semampai dipandang Hawa
Telah ku lafalkan dirimu perihal satu hingga ke tujuh
Urung temukan mesra di antaranya
Bisakah aku menafsirkanmu kembali?
Barangkali ada dalil kesatuan di perihal ke delapan
Tuhan memetik rusuk Adam sebagai pengobat sepi
Begitu juga aku tumbuh menjadi milikmu atau justru Adam yang lain
Tak apa, tak perlu berandai sebab nasib ini belum akhir
Seperti halnya opera sabun yang ditonton nenek tiap petang
Ada perihal-perihal berikutnya yang masih rahasia
Pena di tanganku, atau mungkin tidak
Yang perlu kau tahu, berpugak-pugak diriku mengkhatamkanmu
Sambil bersimpuh, Tuhanku ku rayu
Jikalau tidak denganmu, maka tidak pula dengan kafilahmu
© Copyright 2025 by Ulfyana Rhosyida. All rights reserved.
2 comments:
masyaallah, bagus banget puisinya ka, semangat terus berkarya 🤍
@Sukma - cihuyyy, dikomen sama kesayangan akuu 😍💫
Posting Komentar
Tulis komentar kamu di sini, ya ^^