Perjamuan
oleh Ulfyana Rhosyida
Mengapa tak kau minum sekali tehnya?
Lalu menghayati aroma mawar di pekarangan
Bersiasat menyisip kerinduan pada seseorang di sebelahmu
Masing-masing dari kita berdamai
Atau mungkin bergejolak di pikiran masing-masing
Mengelabui keinginan ‘tuk berpeluk
‘Tuk merajuk
‘Tuk membuai
‘Tuk selesai
Sadam, sadarlah!
Teh itu nyaris dingin
Teguk perlahan selagi panasnya mampu mencairkan suasana
Sebelum kita kembali dingin
Sepekan terasing
Dari seberang meja ini aku mendengar isi kepalamu
Yang seolah berkacak pinggang
Menghardik paragraf-paragraf kesal
Adapun kau lontarkan padaku
Di malam pukul sebelas
Kala kucing liar tengah pulas-pulasnya
Tak perlu canggung
Gusarku sudah padam
Secangkir teh itu pun telah habis kauminum
Maka akan kuseduhkan sekali lagi
Teh melati hangat untuk kekasihku
Agar bualan ini tiada lekas tuntas
Kali ini kusajikan pula biskuit gandum
Lalu seulas senyum tergambar dari sudutmu
Sebab kau tahu
Sebentar lagi aku akan berbaur
Menikmati aroma melati
Mengunyah butiran gandum
Dan menghirup aroma mawar di sisimu
© Copyright 2025 by Ulfyana Rhosyida. All rights reserved.

0 comments:
Posting Komentar
Tulis komentar kamu di sini, ya ^^